PEMBUKAAN

Buku Perang Bisnis ditulis oleh Al Ries dan Jack Trout, yaitu 2 pakar ilmu branding. Buku ini mengilustrasikan bisnis seperti sebuah peperangan dan terdapat 4 strategi yang bisa digunakan, yaitu Perang Defensif, Perang Ofensif, Perang Sayap, dan Perang Gerilya. Menurut buku ini, keberhasilan perang bisnis bergantung pada menentukan strategi yang bergantung pada kondisi kompetitor, bukan hanya melihat kondisi diri sendiri.

———————————————————–

1. PERANG DEFENSIF

PRINSIP 1, Hanya Leader Market Yang Bisa Menggunakan Perang Defensif

  1. Banyak perusahaan yang menggangap dirinya adalah pemimpin pasar, tetapi tidak berdasarkan pada fakta pasar. Perusahaan sulit menjadikan diri sendiri sebagai pemimpin, karena pemimpin adalah yang membentuk ingatan kuat pada hati pelanggan.

PRINSIP 2, Perang Defensif Yang Terbaik Adalah Berani Menyerang Diri

  1. Pemain Peran Defensif biasanya adalah pemimpin pasar yang memiliki posisi kuat dalam ingatan pelanggan, maka cara terbaik untuk meningkatkan posisi diri adalah dengan menyerang diri. Perusahaan seharusnya terus mengeluarkan produk / jasa baru untuk menggantikan produk / jasa sekarang untuk memperkuat posisi.
  2. Melawan diri terkadang mengorbakan keuntungan sendiri, tetapi bisa untuk mempertahankan porsi pasar. Jika selalu ragu untuk melawan diri, maka akan kehilangan porsi pasar atau posisi pemimpin.

PRINSIP 3, Harus Membatasi Serangan Kompetitor

  1. Jika pemimpin pasar melewati kesempatan melawan diri, maka masih memiliki kesempatan kedua kali, yaitu mengikuti langkah kompetitor untuk mempertahankan diri, tetapi pemimpin pasar harus memastikan bisa menjaga posisi yang kuat dulu baru beraksi.

———————————————————–

2. PERANG OFENSIF

PRINSIP 1, Selalu Memperhatikan Keunggulan Utama Dari Pemimpin Pasar

  1. Perang Ofensif lebih cocok untuk brand yang berada pada nomor 2 atau 3 pasar dan perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menyerang. Mereka harus fokus memperhatikan pemimpin pasar, seperti analisa keunggulan. kelemahan mereka, produk mereka, tim, harga, distribusi, dan lainnya.
  2. Pemimpin pasar telah melekat pada ingatan pelanggan, penyerang harus merebut kembali ingatan pelanggan. Menang saja tidak cukup, tetapi harus mengalahkan kompetitor.

PRINSIP 2, Menemukan Kelemahan dari Keunggulan Pemimpin, Kemudian Menyerangnya

  1. Yang dimaksud pada prinsip ini bukanlah kelemahan pemimpin, karena kelemahan kecil wajar terjadi dan bisa segera diperbaiki oleh pemimpin.
  2. Yang dimaksud adalah kelemahan yang terdapat pada keunggulan yang tersembunyi. Ini yang akan membuat pemimpin sulit untuk mengubahnya karena untuk memperbaiki butuh mengorbankan keunggulan tersebut.

PRINSIP 3, Berusaha Mengecilkan Lingkup Persaingan

  1. Perusahaan sebaiknya menyerang pada lingkup yang sempit, yaitu produk spesifik. Produk yang luas sangatlah boros. Dengan menyerang pada lingkup kecil, kita bisa memfokuskan semua sumber daya untuk mencapai kemenangan.
  2. Jika perusahaan memperluas lingkup penyerangan dengan memperbanyak produk, maka akan gagal mempertahankan semua lingkup, karena pemimpin memiliki keunggulan yang lebih kuat dari sisi keuangan, produksi, distribusi, dan ingatan pelanggan.

———————————————————–

3. PERANG SAYAP

PRINSIP 1, Pilihlah Area yang Tidak Direbut

  1. Jika bisa melompati brand pemimpin, maka jangan melawannya secara langsung.
  2. Meluncurkan Perang Sayap tidak perlu menciptakan produk yang baru, tetapi harus ada inovasi baru sehingga pelanggan menjadikannya kategori baru.
  3. Perusahaan teknologi Amerika bernama DEC pernah meluncurkan serangan sayap kepada IBM, dengan meluncurkan produk baru yaitu komputer kecil yang berbeda dengan komputer besar IBM.
  4. Perang Sayap juga berarti mencari sebuah spesifik kategori pasar yang baru dan keberhasilan penyerang bergantung pada apakah bisa mempertahankan kategori spesifik ini.

PRINSIP 2, Serangan Kejutan Adalah Starategi Terbaik Untuk Perang Sayap

  1. Perang Ofensif bisa terlihat secara langsung, namun Perang Sayap adalah sebuah serangan yang sangat mengejutkan sehingga harus direncanakan secara mendiam.
  2. Terkadang, proses riset yang terbuka diperhatikan oleh kompetitor dan mengakibatkan mereka melakukan persiapan, maka kita beresiko gagal.

PRINSIP 3, Mengejar dan Menyerang Sangatlah Penting

  1. Jika tidak melanjut pengejaran, maka tidak akan memperoleh keberhasilan yang besar.
  2. Terkadang setelah perusahaan mencapai target, maka akan membagikan sumber daya kepada bisnis lain, namun itu salah. Perusahaan seharusnya menyerah pada yang gagal dan berfokus pada produk atau bisnis yang berhasil.
  3. Masa untuk mempertahankan kemenangan adalah pada masa awal saat produk baru rilis dan mendapatkan perhatian publik. Kemudian, segera meluncurkan produk baru lagi ketika brand pemimpin belum sadar untuk membentengi.
  4. Jika perusahaan tidak memiliki dana yang besar untuk mengejar keberhasilan, maka bisa dengan strategi Perang Gerilya.

———————————————————–

4. PERANG GERILYA

PRINSIP 1, Mencari Sebuah Wilayah Kecil yang Mampu Kita Jaga

  1. Kecil yang dimaksud di sini adalah secara skala atau wilayah, yang penting menyulitkan perusahaan besar untuk menyerangnya.
  2. Kelemahan dari Perang Gerilya adalah beresiko untuk kalah dalam waktu singkat, maka dari itu perusahaan harus menjadi pemimpin secara cepat dalam wilayah yang kecil ini.
  3. Perbedaan Perang Sayap dan Perang Gerilya adalah Perang Sayap berusaha menyalip pemimpin saat berada pada posisi yang mendekati dengan Pemimpin yang bertujuan untuk merebut pasar dari Pemimpin, namun Perang Gerilya hanya ingin menguasai wilayah kecil yang dipilihanya saja.
  4. Perusahaaan Gerilya mudah tergoda dan berubah menjadi Perang Sayap, yaitu ingin merebut pasar pemimpin. Apakah ini bisa berhasil? Tergantung apakah Perusahaan Gerilya memiliki dana dan tim yang kuat untuk bersain.g
  5. Jangan mudah tergoda dalam jebakan perluasan lini produk karena 1 brand tidak bisa memposisikan 2 konsep yang bersamaan.

PRINSIP 2, Seberapa Suksespun, Jangan Bertindak Seperti Pemimpin

  1. Kelemahan perusahaan besar adalah memiliki tim yang terlalu banyak pada divisi pendukung dan birokrasi, sedangkan Pasukan Gerilya seharusnya fokus pada menyalurkan tim untuk berperang pada garis depan atau bagian penjualan.
  2. Perusahaan harus bisa menahan godaan, tidak membuat alur kerja, penilaian, dan manajemen yang rumit. Manfaatkan keunggulan kecil dan fleksibel untuk bergerak cepat.

PRINSIP 3, Selalu Bersiap Untuk Mundur, Selama Pasukan Gerilya Masih Hidup Maka Akan Selalu Bisa Berperang Lagi

  1. Jika perang tidak berjalan lancar, segera tinggalkan wilayah / produk tersebut, karena Pasukan Gerilya tidak memiliki begitu banyak dana dan tim untuk dihabiskan.
  2. Mundur juga berarti mempersiapkan diri untuk masuk kembali, karena saat melihat kesempatan baru Pasukan Gerilya bisa segera masuk pasar secara cepat. Pada perusahaan kecil, produk baru bisa diciptakan hanya dengan inspirasi orang tertentu, sedangkan pada perusahaan besar butuh waktu yang lama.

Dalam 100 perusahaan, 1 akan menggunakan Perang Defensif, 2 Perang Ofensif, 3 Perang Sayap, dan 94 Perang Gerilya

———————————————————–

THANK YOU, LET’S MUV ON